Rekonstruksi Kejayaan Islam Masa Lalu Untuk Masa Mendatang
Friday, 24 July 2020
Add Comment
Rekonstruksi Kejayaan Islam Masa Lalu Untuk Masa Mendatang
Oleh:
Syifa’ur Romli (22002012012)
Sejarah peradaban Islam telah
mengalami pasang surut keadaan. Dalam siklusnya, fase peradaban Islam akan
memulai suatu kebangkitan, kemudian mencapai puncak kejayaan, fase ini yang
kemudian dicatat sebagai sebuah prestasi gemilang dalam suatu kurun pada
masanya. Sehingga pada akhirnya, semua puncak kejayaan yang telah berjalan
dengan masa yang berbeda-beda, akan kemudian mengalami tahap degredasi yang
akan berakhir pada titik kemunduran dan keruntuhannya. Semua siklus peradaban
Islam masa lalu yang pernah tercatat pun juga telah mengalami fase semacam itu.
Dalam catatan sejarah setiap
kemunduran peradaban Islam masa lampau, akan juga menorehkan beberapa catatan
yang melatar belakangi kemundurannya. Meliputi tokoh, kebijakan, pengaruh
bangsa lain hingga catatan kekalahan dalam perang.
Pada kesempatan ini, penulis
akan mencoba membuat rekonstruksi ulang kejayaan Islam di masa lampau untuk
direalisasikan di masa mendatang tentu dalam konteks berbangsa dan bernegara
sebagaimana masa saat ini. Namun pada rekonstruksi ini, penulis tidak akan
menggunakan identitas agama tertentu sebab tentunya tidak akan sinkron. Oleh
karenanya rekonstruksi yang akan dipaparkan kali ini lebih mengerucut sesuai
kondisi zaman dan keadaan yang dalam hal ini konteks membangun kemajuan dan
kemakmuran suatu bangsa dan negara dengan tolak ukur evaluasi kejayaan Islam
masa lampau.
Gambaran Kejayaan Peradaban Islam di masa lalu |
1. Membangun
struktur negara
Pada mulanya, bangsa manapun yang berhasil berdiri sendiri dalam
bingkai kemerdekaan dan pengakuan dari bangsa lain adalah merancang dasar dan
struktur negaranya. Ibarat suatu bangunan, poin ini adalah pondasinya.
Bagaimana kekuatan suatu negara, maka lihatlah dari pondasi dan tiangnya.
a) Melatih rohani rakyat
Baik di dalam syari’at islam atau agama lain, ajaran untuk
menjadi pribadi yang baik adalah suatu perintah untuk dijalankan. Maka
membangun rakyat yang berkepribadian baik dirasa sangat wajib untuk dilakukan.
Membentuk hati, jiwa, akal dan mental mereka untuk semaksimal mungkin mengakar
dalam mindset masyarakat. Hal ini adalah acuan awal. Sebab sebaik apapun
penguasanya, namun dia berdiri di antara rakyat yang jelek, maka akhirnya akan
jatuh juga.
b) Jeli dalam memilih aparatur
c) Tepat dalam menentukan posisi
d) Teliti dalam membuat
kebijakan
e) Bijak dalam menyelesaikan
konflik
f) Membangun kepercayaan di mata
masyarakat
Poin ini sengaja dimasukkan sebab membangun citra merupakan hal
urgen bagi seorang pemimpin. Guna menghindari penghianatan dari pejabat bawahan
serta pemberontakan dari rakyatnya, maka perlulah pejabat bawahan sekaligus
rakyat turut proktif dalam mendukung segala kebijakan pemimpin. Tentunya,
membangun citra yang sesuai dengan tuntunan Syari’ah. Bahkan di masa
Rasulullah, Sahabat serta para penguasa dinasti dahulunya, hampir seluruhnya
membuat kaum non muslim merasa aman dan percaya kepada penguasa mereka yang
statusnya adalah penguasa Muslim.
2. Memperkokoh
kedaulatan wilayah
Membahas wilayah kedaulatan suatu wilayah kekuasaan tidak bisa
dianggap remeh. Bahkan bukan hal yang mengherankan bilamana setiap negara di
dunia ini menggunakan aparat tertentu guna mengawasi serta menjaga batasan
wilayah kekuasaannya. Satu-satunya hal yang sangat sensitif terletak pada batas
kekuasaan. Bahkan satu-satunya peluang untuk menyerang mulanya adalah
memperhatikan perbatasan wilayah.
Membangun kekokohan dalam kedaulatan dengan memahami garis
teritorial wilayah dengan sangat inten harus dan perlu dilakukan. Bahkan hewan
yang merupakan mahluk tak berakal sekalipun tahu kapan dia merasa terancam
apabila ada sosok lain mulai mencoba melewati garis kekuasaannya. Oleh sebab
itu, memperhitungkan dan mengkuatkan secara maksimal aparat yang bertugas dalam
hal ini antara lain:
1) TNI (AD, AU dan AL)
2) Menteri Pertahanan
3) Pemantau garis pebatasan
4) Intensifitas Patroli
Tidak lain semua untuk menjaga keamanan suatu bangsa dari ancaman
serangan bangsa lain yang dengan tiba-tiba bisa saja dapat memporak porandakkan
suatu peradaban dalam hitungan hari. Sekaligus membuktikan kepada bangsa lain
bahwa suatu bangsa yang sangat ketat dalam menjaga garis perbatasan wilayahnya
akan sulit untuk dilenyapkan begitu saja. Pada masa lalu kita telah diajarkan
bagaimana Yarusalem pernah jatuh ke tangan tentara Salib akibat kalah dalam
mempertahankan wilayahnya ketika diserang.
3. Pengelolaan
ekonomi
Menjadi hal yang sangat tidak
boleh dilewatkan dalam membangun suatu bangsa yang maju. Status perekonomian
termasuk ke dalam jajaran paling atas untuk melestarikan kesejahteraan dan
kemakmuran suatu bangsa. Sejauh ini, asesoris negara memiliki ketergantungan
terhadap nilai materil. Seluas apapun wilayah kekuasaannya, bila rancu dalam
menata perekonomian, maka terlalu lelap dalam mimpi menjadi bangsa yang maju
dan berkembang. Berikut tawaran pengelolaan ekonomi dalam rancangan masa
mendatang:
a) Membuka dan menerapkan sistem
baitul maal
b) Memberlakukan sistem Muamalah
Syar’iyyah
c) Menghilangkan bunga
d) Pemerataan pangan dengan
memaksimalkan lahan pertanian
e) Membatasi kepemilikan tuan
tanah secara Individual
f) Meminimalkan Ekspor hasil
bumi
g) Membatasi investor atau saham
asing
h) Menyeimbangkan pengeluaran
dengan pemasukan
i) Tidak terlalu mudah berhutang
4. Teliti
dalam membangun kerja sama
Dalam beberapa kasus kejayaan masa lampau, beberapa kasus
kemunduran banyak terjadi akibat hal serius yang dianggap sepele semacam ini. Tawaran
kerja sama dari bangsa lain yang tidak dikaji secara mendalam maksud dan
tujuannya, bisa jadi adalah strategi politik tak kasat mata untuk lambat laun
menjajah dan menggerogoti kedaulatan serta kemandirian suatu bangsa. Begitu pula dalam konteks memilih mitra
kerjasama. Memilah mitra menjadi urgen demi memajukan suatu bangsa, bukan
sebaliknya.
5. Mata
rantai kaderisasi
Termasuk salah satu kelalaian Sultan Shalahuddin Al-Ayyubi
dalam catatan emasnya membangun peradaban Islam Dinasti Ayyubiyah adalah kurangnya
melakukan kaderisasi. Beliau tumbuh gemilang dari proses kaderisasi
pamannya Asaduddin Syirkuh yang secara tidak langsung memberikannya contoh
dalam merangkul segala urusan. Sehingga akhirnya beliau menjadi pemimpin yang
sangat gemilang dalam memajukan suatu peradaban. Namun hal itu dilupakannya
untuk diteruskan kepada anak cucu serta orang-orang terdekatnya. Sehingga
putranya sendiri Turansyah, menjadi korban kecacatan keturunan Sultan
Shalahuddin dalam memimpin suatu bangsa.
6. Menerapkan
prinsip Aswaja
Islam terlahir sebagai agama
Rahmat bagi seluruh alam. Maka harus dilanjutkan dengan misi Rahmat juga.
Prinsip dasar Aswaja tak hanya bernilai objektif bagi kaum muslim belaka. Sebab
pemimpin suatu peradaban tidak hanya akan berdiri dalam satu bentuk kultur dan
budaya. Islam telah terlebih dahulu menyediakan konsep dasar dalam Ahlus
Sunnah wal Jamaah (Aswaja) untuk menyajikan Rahmat itu untuk siapapun manusia
yang didakwahinya. Berikut empat prinsip dasar Aswaja yang harus juga menjadi
prinsip bagi seorang pemimpin:
a) Adil
b) Moderat
c) Proporsional
d) Toleransi
7. Mengesampingkan
kepentingan pribadi
Masih pada pelajaran Dinasti Ayyubiyah. Dimana pada akhirnya sifat
manusiawi Sulthan Shalahuddin Al-Ayyubi telah menjadikan masa puncak kejayaan
di dalam genggamannya mencapai titik awal kemundurannya. Sulthan yang diberi
julukan “Sang Penakluk” itu ternyata tak mampu menaklukkan godaan seorang perempuan
cerdas dan cantik rupawan berjuluk Syajarah Ad-Dur yang tanpa
disadarinya memiliki kegilaan juga terhadap kekuasaan. Maka hendaklah pemimpin
sangat berhati-hati dalam menuntun hati di tengah hawa nafsu dunia yang fana’
demi kemulusan dan keberhasilan misinya membangun peradaban yang maju,
berkembang dan abadi.
a) Kepentingan dunia
b) Kepentingan politik jabatan
c) Kepentingan nafsu
Bahkan tiga unsur di atas
terlebih dahulu diperingatkan Rasulullah agar selalu dihindari dalam meniti
jalan kehidupan di dunia yang sementara ini, guna mencapai kehidupan yang
hakiki kelak.
Wallaahu A’lam Bisshowaab...
0 Response to "Rekonstruksi Kejayaan Islam Masa Lalu Untuk Masa Mendatang"
Post a Comment